[Nara Lakuna] Bagian 5 : Anak Bunga

Saat membuka mata, hari kembali menjadi pagi. Saya beranjak dari ranjang tempat tidur. Melakukan rutinitas seperti hari-hari sebelumnya, hari ini mengenakan baju seragam praktek, bahkan di sekolah juga. Pembelajaran hari ini terasa sudah pernah Saya pelajari di suatu tempat.

Ketika istirahat, Saya melihat pemandangan di lorong seperti biasa. Laki-laki maupun perempuan bergerombol dengan teman yang dianggap akrab dan mereka membicarakan sesuatu yang menarik untuk mereka. Zaki bersama teman lainnya untuk hari ini, katanya ingin melihat gebetannya.

Smartphone tiba-tiba bergetar saat Saya berjalan menuju kantin. Nama ID terlihat seperti biner. Saya menerima panggilan dengan menggeser layar sentuh yang terdapat ikon telepon berwarna hijau.


---"Ha.... Hanako Chinatsu, kelinci percobaan pertama dalam percobaan sampah"----

---"Selanjutnya, orang bangsat laknat yang menghancurkan segalanya. Kelinci percobaan yang kedua, Kandias Ananda"---


Tubuh tiba-tiba merasa kaku.


"Siapa?", jawab Saya dengan spontan. Dia menyebut kami berdua sebagai kelinci percobaan. Apa maksudnya?


---"Ada jawaban dari bangsat sana? Sayang sekali, Yang KaU KAtaKAN TAK BIsa Ku DEngar, cecuNGUK!"---


"Anda... Siapa?", Saya merasa aneh. Apa salah satu dari sekelompok orang kemarin yang menelpon?


---"VR? Ide terbaik untuk membunuh orang-orang bangsat. Bukan begitu?"---


VR? Apa hubungannya?


---"Kuharap orang-orang lacur seperti kalian akan membusuk di dunia virtual ini selamanya. Kabulkan ya?"---


"Tolong jaga perkataan Anda....", orang itu terus-menerus membicarakan tentang VR.


---"HEH BANGSAT!!! SUdah KU KataKAN! AKU NGGAK BISA MENDENGAR APA YANG KAU BICARAKAN!!! BUNGULNYA KODE KIWARI NEH! GEGARA INI AJA JADI NGGAK BISA KU ATUR SESUKANYA!!! JADI AKU NGGAK BISA DENGAR JAwaBAN KALEAAAAN!!!"---


Bahasa daerah Bandarmasih? Sepertinya orang itu berasal dari Bandarmasih juga.


---"OYYYY BUNGUL BANGSAT! DENGAR NGGAK NYAWA HAHHHH!!?? BUNGUL SANGAT KAH KAU ITU!!!???"---


Kata-kata orang itu kasar. Meskipun Saya memahami apa yang dia sampaikan, bagi Saya kata-kata itu tidak sepantasnya diucapkan.


---"oooOOO!!!!! Tanpa ada jawaban dari bangsat di sana??? BANGSAT! BUNGUL BANGSAT! Mati saja kalian SEmuAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!! Kalian penuh dosa. Ya KAN?"---


BZZZZTTT!

Hana-chi.... Saya khawatir dengan keadaan Hana-chi. Sejak dari rumah kemarin, Saya tidak tau kabar Hana-chi bagaimana. Saya kembali melanjutkan rutinitas dan pembelajaran seperti kemarin-kemarin.

Seusai pulang sekolah, Saya langsung pulang ke rumah tanpa mencari Hana-chi di depan sekolah atau taman, karena tidak ada keberadaan Hana-chi di dua tempat yang biasanya. Setelah di dalam kamar, Saya melihat alamat surel milik seseorang di sobekan kertas. Sepertinya ini punya Hana-chi.

Saya merebahkan tubuh di kasur dan memasukkan alamat surel tersebut. Namanya Hanakochi. Agak aneh rasanya menghubungi Hana-chi setelah kejadian itu, tetapi sekarang juga merasakan khawatir. Apa Hana-chi baik-baik saja?




>> Back to  Bit_Memoir Page

Komentar