[Bahaduri Bikir] Bagian 8 : Bias

Mereka semua MONSTER!!

Jangan ikut mereka kumohon!!!

KUMOHON BROOOOO!!!!!!!

KUUUUMOHOOOOOOOOONNNNNNNNNNNNNNNNN!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

.

.

.

.

.

.

Hah!

Aku membelalakan mataku dan melihat matahari menyemburatkan sinar fajar paginya di ufuk timur. Dedaunan dan ranting-rantin pohon bergoyang seolah melambaikan tangannya untuk menyapaku di hari yang cukup cerah.

Kutoleh ke arah kiri dan smartphoneku masih berada disitu. Aku mengambilnya dan membuka layar kuncinya. Jam menunjukkan ke arah setengah enam pagi. Aku berusaha duduk disisi kasurku. Bahkan Aku tertidur dengan baju seragam.... Haahhhh.

Aku berjalan ke kamar mandi, dan melepas baju seragamku. Aku segera mandi dan memakai baju seragam lainnya yang sudah tersedia di dalam lemari kamarku. Setelah mengenakan seragam, Aku menuruni tangga dan menuju ke dapur. Aku melihat Okaa-san yang sedang memasak dan Otou-san yang sedang membaca dari gawainya.

Aku mencium bau yang harum dan enak khas rempah-rempah yang didapat dari daerah sekitar. Kutebak pasti Okaa-san memasak kari ayam, dan rasanya ahh..... Menggugah selera dan rasanya tidak bisa kulupakan!

Aku berlari kecil ke dapur dan duduk di kursi disebelah Otou-san. Otou-san sepertinya tidak menyadari kehadiranku. Aku iseng menarik lengan baju Otou-san yang terlihat pas hari ini. Okaa-san terus mengaduk-aduk masakannya dan tak lama kemudian mematikan kompor listriknya. Okaa-san menuangkan sepotong ayam bagian dada ke atas nasi yang masih mengepul.

Okaa-san mengambil dua piring dan langsung meletakkan makanannya di hadapannya dan Otou-san. Aku berinisiatif mengambil sepiring makanan yang tersisa di meja tempat memasak.

"Okaa-san, biar Aku saja yang mengambil makanannya", Aku mengatakannya kepada Okaa-san saat Okaa-san ingin beranjak dari kursi untuk mengambilkan bagianku.

Setelah Aku mengambil sepiring nasi kari ayam dengan berlari kecil, Aku duduk persis berseberangan dengan Okaa-san. Kami bertiga makan dengan khitmat dan tanpa suara, sesuai dengan tradisi dan tata krama turun-temurun dari keluarga.

Seusai makan, Aku ingin mengambil tasku di kamarku. Tiba-tiba Okaa-san menghalangiku.

"Hana-chi, maaf kami tidak pulang akhir-akhir ini. Kami sibuk sekali, dan hari ini kami berencana keluar kota untuk acara pertemuan dengan petinggi-petinggi perusahaan lain. Bisa kan Hana-chi sepulang sekolah langsung pulang ke rumah? Nanti sehabis pertemuan kami langsung pulang, dan membawakan Hana-chi oleh-oleh....", Okaa-san terlihat khawatir. Sepertinya khawatir jika Aku kenapa-kenapa.

"Baik, Okaa-san. Aku segera pulang ke rumah dan menjaga rumah", Aku tersenyum agar Okaa-san tidak khawatir lagi.

Akupun langsung sungkem ke Okaa-san dan mengambil tasku, berangkat sekolah dengan berjalan kaki lagi. Sepanjang perjalanan ke sekolah tidak ada yang spesial. Seperti biasa, ada mobil dan motor yang berseliweran di jalan. Ada beberapa toko yang membuka kedainya.

Sampai di gerbang sekolah. Seperti biasanya juga, ada banyak siswa yang berseliweran masuk dan sebagian kecil keluar kembali dari gedung sekolah. Aku menuju kelasku dan langsung duduk di tempat dudukku di kelas.

Hari ini pelajarannya membosankan. Bel berbunyi tak lama setelah Aku terus mencatat materi yang diajarkan, meskipun Aku tau pelajaran itu sih, karena Aku sudah kuliah untuk sekarang. Seusai pulang sekolah, Aku langsung pergi dari kelas dan pulang tanpa ada niatan jalan-jalan atau sekedar menemui Bro.

Sepanjang perjalanan Aku melihat hal-hal yang kulihat seperti yang pagi tadi, yang berbeda hanya kedai yang buka jumlahnya lebih banyak, tentu saja pengunjungnya juga banyak. Terus berjalan dengan mengamati kedai-kedai yang ramai dan akhirnya sampai di rumahku. Aku segera membuka pagar rumah dan langsung menguncinya. Begitu juga ketika sampai di dalam rumah, Aku juga mengunci pintu utama dan segera pergi ke kamarku.

Aku mengganti baju seragamku dan mengenakan baju yang mempunyai kerah turtleneck berwarna abu terang, motif garis lurus hitam pekat yang tipis dengan luaran seperti baju kodok rok warna biru tua di bagian pinggangnya ada pita berwarna putih yang dipadukan dengan celana hitam.

Hm... Apakah Bro baik-baik saja? Sedari kemarin Aku nggak tau kabarnya bagaimana. Aku menghela nafas sembari berjalan menuju dapur, mengingat Aku belum makan siang. Aku membuka lemari pendingin dan melihat beberapa makanan yang diawetkan, termasuk kari ayam yang tadi pagi. Aku mengambil sebagian dan meletakkannya di mangkuk. Kumasukkan mangkuknya ke dalam microwave untuk memanaskan kari ayamnya, kuatur menyala dalam beberapa menit agar tidak gosong dan pahit. Saat Aku mengambil nasi dari rice cooker tiba-tiba smartphoneku berbunyi khas suara notifikasi aldebaran beberapa kali.

Aku mengecek smartphoneku setelah Aku duduk di meja makan dan dihadapanku dua piring nasi kari ayam, segelas air putih, dan beberapa cup puding rasa cincau berukuran sedang. Kubuka layar kuncinya terlebih dahulu dan Aku baru fokus ini notifikasi apa.

Aku melihat alamat surel milik seseorang. Dia menanyakan kabarku sekarang dengan kata-kata yang kaku dan baku. Kusentuh bagian informasi detail kontak yang mengirimiku beberapa pesan pendek. Kulihat ada nama "Kenshin" di kontak alamat surelnya. Kenshin? Siapa ya.... Um... Ini dunia VR sih. Tapi siapa yang kukenal ya. Apa ada temannya Bro yang salah kirim pesan singkat. Atau jangan-jangan ini Bro?

Kucoba dulu deh.Mungkin ini Bro. Berpikir positif- berpikir positif.

Berpikir positif- berpikir positif


Huft.... Aku mengecek dan membuka aplikasi kalender di smarthoneku sembari memakan dua piring kari ayamnya. Kuhitung dari awal Aku ke dunia VR ini sampai hari ini, sudah lima hari berarti. Aku membuang-buang waktu atau cara ini nggak mangkus?

VR.... Aku jadi teringat dengan perkataan orang asing yang kemarin. Seingatku dia menyebut Aku dan Bro itu kelinci percobaan, bentar..... Eh?

Orang itu berarti tau soal VR ini, padahal VR ini termasuk proyek yang rahasia dan belum dipublikasikan dimanapun. Bahkan untuk ukuran orang yang kekinian pun nggak tau kalau perusahaan Chinatsu akan mengadakan penelitian disini. Ada yang aneh.

Apa mungkin Bro yang meretasnya? Hampir tidak mungkin, tapi masih ada kemungkinan. Meretas lewat dalam VR, kelihatannya mustahil. Eksistensi Aku, Bro dan semua orang disini terdiri dari kodingan dari bahasa Kiwari Purwarupa. Kalau bukan dari dalam berarti ada ancaman dari luar sistem VR ini. Mungkin, apa bisa terjadi pengkhianatan diantara penelitian?

Tapi siapa. Otou-san... Setauku punya HRD yang menyeleksi dengan ketat karyawan barunya, bahkan tesnya jika Aku yang menjadi karyawan barunya bakal melongo karena kekompleksan penalarannya yang diluar biasanya. Tapi... Yang mengerti dengan bahasa Kiwari cuma... Ojii-san, Otou-san, Aku, dan Daru-san dari divisi penelitian VR dari perusahaan.

Risuki-san.... Teknisi dari perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Chinatsu. Dia hanya merancang algoritma untuk VR ini, sedangkan Daru-san yang mengkoding VR. Yang paling mungkin meretas cuma Daru-san yang bisa, karena beliau yang mengerti sistemnya. Kalau Risuki-san Aku tak yakin, beliau dari perusahaan lain. Otomatis nggak mungkin bisa memahami bahasa Kiwari. Otou-san hanya mengajarkan kepada Daru-san aja bahasa Kiwari nya. Jadi siapa yang melakukannya?

Seandainya, jika Daru-san terbukti yang melakukan pengkhianatan pasti beliau sudah tau konsekuansinya dengan dieksekusi secara terhormat, Harakiri, melakukan bunuh diri dengan cara menusuk diri sendiri menggunakan pisau di bagian perut dan memotongnya hingga membelah badannya menjadi dua dihadapan semua divisi pimpinan dan calon pimpinan Chinatsu karena ada sumpah tertentu untuk mempelajari bahasa Kiwari Purwarupa ini.

Yang hanya terlintas di pikiranku cuma Daru-san yang berkemungkinan besar yang menjadi pelakunya. Alasannya lainnya bisa karena pengubah suara dari teleponnya, suara asli pelaku tak diketahui. Dan juga beberapa waktu yang lalu Aku pernah curi-curi dengar di depan ruangan penelitian VR, Daru-san berkata kasar kepada Risuki-san.

Aku terus memikirkannya sampai tak terasa langit menjadi hitam dengan bintang bertaburan di langit, serta bulan yang terlihat sebagai pahlawan di langit yang sangat indah.

Hooaamm. Aku menguap lalu kututup mulutku dengan punggung tangan kiri, melihat layar smartphone yang menampilkan jam sudah menunjukkan angka ke delapan malam. Aku segera membasuh piring dan gelas yang kupakai makan tadi. Setelah semuanya sudah bersih, Aku meletakkannya di rak khusus peralatan makan dan bergegas ke kamar tidur.

Aku masuk ke kamar dan segera merebahkan tubuhku langsung tanpa menyalakan lampu kamar terlebih dahulu. Tak berapa lama mataku terasa berat dan makin lama kesadaranku perlahan mulai menghilang.



>> Back to  Bit_Memoir Page

Komentar